Alumni SBM ITB Sukses Kembangkan Usaha Sewa Mainan Anak dan Bayi

BANDUNG,- Mainan anak dinilai bisa menimbulkan masalah jika tidak memiliki ruang yang cukup di rumah. Bagi orang tua yang tidak punya tempat penyimpanan barang di rumah atau gudang, tempat persewaan bisa jadi solusi tersendiri.

Seperti diketahui, mainan anak jaman sekarang makan tempat. Kalau sudah tidak dipakai lagi pasti bingung mau diletakkan di mana. Maka jasa sewa mainan atau perlengkapan anak pun menjadi solusinya.

Saat ini, semakin banyak perusahaan yang menyewakan perlengkapan dan mainan anak.

Adalah Gigel.id, sebuah perusahaan jasa penyewaan mainan anak yang didirikan sejak Agustus 2016 ini bisa menjadi salah satu solusi persoalan tersebut. Berangkat dari pengalaman pribadi pasangan orang tua, Putri Arinda dan Muhammad Syahdani mendirikan usaha penyewaan mainan anak Gigel.id.

Ternyata, mereka mengalami nasib yang sama dengan orang tua lainnya. Jika ada penyewaan yang legit maka orang tua tidak perlu membuang uang begitu banyak untuk sesuai yang mungkin tidak perlukan.

“Saya rasa hal ini adalah hal yang tidak efektif dan sangat boros. Pada saat itu saya juga bertanya pada teman sekitar dan ternyata mereka mengalami pengalaman yang sama,”katanya ketika ditemui di Bandung Gigel.id menyediakan kebutuhan bayi dan balita diantaranya baby crib, bath tubs, nursing pillow, stroller, car seats, bouncers, sterilizers, air purifier, sampai barang-barang printilan kecil, seperti earmuff, sampai tas nya stroller bisa disewa di Gigel.id. Dan yang paling penting, semua barangnya original dan berkualitas.

Dengan melakukan transaksi Rp100.000 di Gigel.id, anda akan mendapat 1 point yang bisa ditukarkan dengan voucher Rp.5.000. Ini bisa dipakai saat konsumen ingin menyewa mainan lagi.

“Biaya menyewa bisa jadi solusi agar Anda bisa lebih hemat, tapi kebutuhan anak tetap terpenuhi. Sebelumya, pasangan orang tua ini sempat ragu menjalankan bisnis ini. Sebab, hanya dilakukan berdua dan menggunakan semua uang tabungan pribadi.

Sebelumya, pasangan orang tua ini sempat ragu menjalankan bisnis ini. Sebab, hanya dilakukan berdua  dan menggunakan semua uang tabungan prinadi. “Jadi bisa dibilang kalau bisnis ini gagal, ya habis juga semuanya,”ujarnya

Alumni SBM ITB ini juga menilai bahwa startup itu lekat dengan mentalitas “bakar duit”. Hal ini juga berhubungan erat dengan strategi startup masing-masing. Menurutnya, bakar duit masih terbilang wajar, apalagi jika mau membangun new customer behavior. Terpenting, yang wajib dilakukan adalah memastikan bahwa startup bisa hidup dari pendapatan sendiri nantinya.

“Nggak bisa dipungkiri bahwa memang banyak startup yang memiliki mentalitas “bakar duit”.  Gigel.id sendiri bukanlah startup dengan mentalitas “bakar duit”. Kami sudah memiliki cash flow positif sejak awal di dirikan,”jelasnya

Dia juga menampik soal anggapan bahwa orang-orang yang merintis startup adalah “trustfund babies.

Meskipun tentu saja trustfund babies memiliki privilege lebih banyak dibandingkan orang biasa seperti dari akses finansial, networking dan lainnya.

Saat ini juga sudah banyak akselerator dan inkubator yang bisa membantu co-founder startup untuk mendanai bisnis mereka selama business plan memang bagus ditambah memiliki team yang kuat. Misalnya, Tokopedia, Bukalapak, Ruang Guru yang merupakan unicorn startup bukan merupakan trustfund babies.

“Jadi kayaknya jangan langsung pesimis tapi memang harus bekerja lebih keras dan disiplin,”katanya

Sama halnya, dengan anggapan bahwa asumsi kalau cuma anak orang kaya yang memakai modal orang tua buat bikin startup. Ia menuturkan tidak semuanya seperti itu, banyak  cara untuk mendapatkan modal. “Jadi don’t give up,”tegasnya

Berkenaan dengan masalah pelik dalam berbisnis di Indonesia yakni birokrasi berbelit-belit. Putri menilai masih dalam tahap wajar, contohnya perpajakan. Untungnya dari awal memang Gigle.id memiliki konsultan pajak yang membantu untuk menangani masalah ini.

“Ini juga menjadi salah satu yang harus diingat para startup, dari awal kalau bisa sudah harus transparan dan jelas bagian keuangan dan perpajakan supaya nggak ada masalah kedepannya,”ungkapnya

Adapun, tantangan terbesar saat menjalankan startup adalah dalam mengedukasi customer. Masih ada sebagian kecil yang mengira menyewa itu tidak higienis, sebenarnya dengan menyewa, bukan hanya bisa menghemat uang lebih banyak juga membantu sustainability bumi dari sampah mainan yang terbuang begitu saja.

“Itu nggak bener. Justru kita juga turut membantu sustainability bumi lho dengan barang-barang yang memiliki umur lebih panjang,”tegasnya

Dia juga menambahkan bisnis starup bukan hanya bertujuan mendulang keuntungan tapi memiliki nilai sosial juga. Misalnya, Gigel.id pada Juli 2019 ini lalu mengeluarkan fitur marketplace dimana para orang tua bisa listing barang-barang mereka yang tidak terpakai lagi untuk disewa oleh orang tua lainnya.

“Ini sebetulnya juga merupakan bagian dari misi sosial kami dimana kami ingin empower orang tua khususnya para ibu bahwa mereka bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari barang yang sudah tidak terpakai,”jelasnya

Sedangkan, tantangan mengembangkan startup penyewaan perlengkapan bayi ini bisa dari segala aspek. Mulai dari pengadaan barang, funding, marketing & promotion dan lainnya.

Selain itu, resistensi customer untuk menggunakan website dan melakukan pembayaran online. Meskipun sekarang sudah mulai semakin sedikit customer seperti itu.  Mungkin dari sisi supply tenaga kerja IT masih sedikit sedangkan demand banyak, jadi yang terjadi rebut-rebutan.

“Tapi disitu jugalah serunya karena selalu ada tantangan baru yang belum pernah dirasakan sebelumnya,”ucapnya

Putri mengaku masih akan tetap bertahan di binsis startup ini. Pasalnya, sudah dari tahun 2014 memutuskan untuk menjadi entrepreneur. Terlebih, sekarang Gigle.id sudah punya karyawan  hampir 40 orang. Tidak hanya keluarganya saja hidup dari usaha ini tapi juga orang lain sehingga semakin banyak motivasi untuk tetap berjuang di dunia startup.

“I enjoy being an entrepreneur more than an employee. Jadi ya memang sudah jalannya harus berjuang disini,”tutupnya

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *