SBM ITB selalu mengadakan acara temu alumni untuk merayakan tahun baru dan menjaga hubungan baik dengan rekan-rekan. Untuk acara tahun ini, Program Studi Magister Sains Manajemen dan Doktor Sains Manajemen (MSM DSM) ITB mengadakan temu alumni pada Sabtu (15/1/2022), Kegiatan yang diadakan secara daring dan luring ini diikuti oleh sekitar 150 orang alumni. Acara dibuka oleh Dekan SBM ITB, Professor Utomo Sarjono Putro, serta paparan dari Ketua IA MSM Achmad Fajar Hendarman yang menyampaikan tentang program IA MSM sepanjang dua tahun terakhir.
Sementara itu, Yuliani Dwi Lestari, Ketua Program Studi MSM DSM menyampaikan “kegiatan ini bertujuan sebagai sarana networking diantara alumni MSM DSM juga dengan mahasiswa aktif adik-adik kelas untuk mendukung program pembelajaran, riset dan pengembangan SBM ke depan”.
Yuliani menambahkan “Pada temu alumni ini, kami mensosialisasikan juga program-program, kesediaan beasiswa, kolaborasi dengan mitra luar negeri seperti International collaboration-based and dual degree scholarship dengan Stavenger University, Dual Degree dengan NTUST, FHNW, Pforzheim, serta upcoming collaboration dual degree DSM dengan Conventry University” Ungkap Yuliani
Untuk mengupdate materi tentang praktik bisnis SBM ITB juga mengundang alumni untuk sharing serta perwakilan dari mitra industry. Hadir Tommy Wattimena, CEO Great Giant Foods untuk membahas tantangan bisnis terkini.
Tommy menjelaskan tentang pergeseran pasar saat ini dari penjualan berbasis luring ke daring. Dengan kemajuan teknologi mengarah ke serba digital, toko fisik sering terlihat kosong karena aksesibilitas toko daring.
Menurut Tommy, evolusi bisnis mengikuti generasi berikutnya. Dimulaii dari zaman baby boomer, di mana mereka berspesialisasi dalam produk dan fungsionalitas yang didorong oleh kualitas seperti Sony. Lalu ke generasi X, di mana mereka berspesialisasi dalam branding dan produk yang didorong oleh perasaan, seperti Coca-Cola.
“Kemudian, millennials mengembangkan zaman pengalaman, di mana bisnis didorong oleh konten dan menggunakan lebih banyak analitik data dan algoritma.”, urai Tommy. Generasi saat ini, juga dikenal sebagai generasi Z, memasuki zaman tujuan, di mana konsumen lebih ramah lingkungan dan memberdayakan.
Menurut Tommy, ada tiga faktor yang disebut dengan 3 Penglihatan, yaitu penglihatan masa lalu, penglihatan masa kini, dan penglihatan masa depan, untuk menganalisis dan mengelola bisnis yang baik. Penglihatan masa lalu menganalisis pengalaman masa lalu untuk memberikan dasar yang masuk akal untuk masa depan. Penglihatan masa kini membutuhkan pemahaman tentang berbagai situasi untuk membantu menafsirkan masa depan yang selalu berubah. Terakhir, tinjauan ke masa depan adalah kemampuan untuk membuat model skenario untuk membantu mempersiapkan dan merespons perubahan dengan cepat.
Tommy meninggalkan pernyataan yang berdampak di akhir presentasinya, mendorong hadirin untuk tidak berpikir “di luar kotak”, sebaliknya berpikir bahwa “tidak ada kotak”. Misalnya, Uber, layanan taksi terbesar di dunia, mereka tidak memiliki taksi sama sekali. Sama halnya dengan Airbnb, yang merupakan penyedia akomodasi terbesar di dunia, namun tidak memiliki perumahan.
Temu alumni MSM DSM ini juga diwarnai dengan unsur teknologi yang bisa dinikmati oleh pengunjung virtual seperti main entrance virtual, virtual tour , ruang ramah tamah yang bisa memberikan kesempatan untuk alumni memberikan masukan untuk perbaikan SBM. Perangkat dan teknologi yang digunakan merupakan pengembagan dari Laboratorium of Educational Games (LEG) SBM ITB.