BANDUNG, Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi salah satu pihak yang terlibat dalam upaya pemerintah mendukung pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) industri halal di Indonesia. Upaya pengembangan UMKM tersebut diimplementasikan dalam bentuk membantu UMKM melek digital.
Dosen SBM ITB Oktofa Yudha Sudrajad mengatakan, pemerintah melalui Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menggandeng sejumlah pihak untuk mengembangkan UMKM industri halal. SBM ITB mendapatkan bagian membantu pengembangan UMKM dengan memanfaatkan teknologi digital.
SBM ITB akan membuatkan modul tentang penerapan teknologi digital dalam berbisnis untuk para pelaku UMKM. Selanjutnya, akan ada pelatihan pemanfaatan teknologi digital.
Penyampaian materi dalam modul akan diberikan satu hari, sedangkan praktek pemanfaatan teknologi digital akan dilaksanakan dua hari. Saat pelatihan, para pelaku UMKM akan diperkenalkan dengan sosial media, market place, hingga financial technology (fintech). Semua kegiatan dilakukan secara daring karena masih pandemi Covid-19.
Oktofa berharap, dengan pelatihan itu, para pelaku UMKM paham tentang manfaat penggunaan teknologi digital dan bisa menggunakannya. “SBM ITB akan buat modul untuk UMKM berbisnis berbasis teknologi digital supaya UMKM bisa go digital,” kata Oktofa, Jumat (27/8/2021).
Setelah dilatih, SBM ITB akan memantau para pelaku UMKM dalam pemanfaatan teknologi digital. Para pelaku UMKM bisa berbagi tentang pengalaman dan kendala yang dihadapi melalui dalam memanfaatkan teknologi grup pesan singkat.
Menurut Oktofa, pemanfaatan teknologi digital menjadi sebuah keharusan pelaku UMKM karena pengusaha bisa menjangkau pasar lebih luas sampai mancanegara. Dengan demikian, omset pun akan bertambah. Dia berharap, SBM ITB bisa terus membantu pelaku UMKM, khususnya binaan The Greater Hub dan CIBF SBM ITB, dalam pemanfaatan teknologi digital usai kegiatan bersama KNEKS selesai.
Selain SBM ITB, sejumlah pihak yang terlibat dalam kegiatan ini diantaranya inkubator dari Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Padjadjaran, Institut Tazkia dan BSI University. Dari pihak industri, diantaranya yang terlibat yaitu blibli.com, Zahir Accounting, Bizhare Syariah dan Bank Syariah Indonesia (BSI). Masing-masing pihak mempunyai peran sendiri dalam mengembangkan UMKM.
Direktur Eksekutif KNEKS Ventje Rahardjo menuturkan, pengembangan UMKM merupakan agenda utama pemerintah. Berbagai upaya dilakukan agar UMKM Indonesia bisa menjangkau pasar global.
“Namun, saat ini, dukungan kepada UMKM masih berjalan masing-masing, belum terkoordinir. Oleh karena itu, kami sinergikan berbagai pihak untuk kembangkan UMKM,” ucap Ventje.
Upaya mengembangkan UMKM akan lebih efektif apabila semua pihak berkoordinasi. Ide-ide yang terkoorinasi akan lebih kuat membangun UMKM.